𝑷𝒂𝒏𝒆𝒏

PANEN

    Proses pemanenan ayam dapat dilakukan kapan saja tanpa harus memperhitungkan waktu (waktu fleksibel). Namun, disarankan ayam ditangkap pada pagi hari, sore hari, atau malam hari agar ayam tidak terlalu stres. Khususnya penangkapan ayam pada malam hari menggunakan nyala lampu yang redup atau tidak terang.

Berikut tata cara pemanenan ayam potong atau ayam broiler yang benar dan dianjurkan antara lain:

a. Suasana kandang ayam broiler dibuat senyaman mungkin dengan cara mengantung tempat pakan dan minum sehingga tidak banyak pakan dan air minum yang tumpah saat proses pemanenan terutama saat proses penyekatan (penangkapan) ayam.

b. Buatlah penyekatan ayam secara bertahap sesuai dengan ayam mana yang akan ditangkap terlebih dahulu. Tujuannya agar ayam lain yang belum ditangkap tidak keburu lemas. Sekat bisa dibuat dengan ukuran 7 × 3 meter atau sesuai dengan kendisi kandang. Hal yang penting saat membuat sekat hindari penumpukan (overlapping) ayam di sudut kandang dan jangan terlalu padat agar tidak menyebabkan ayam mati.

c. Cara menangkap ayam ketika panen pertama-tama pegang kaki ayam secara perlahan-lahan, kemudian pegang bagian dadanya, dan tarik ayam ke atas. Hindari menangkap ayam dengan kasar dengan memegang salah satu sayapnya terlebih dahulu. Hal tersebut dapat menyebabkan memar, sayap patah, kaki patah, hingga mati karena stres.

d. Saat panen, umumnya setiap pekerja kandang bisa memegang 3-5 ekor ayam sekaligus. Setelah ditangkap kedua kaki ayam diikat dengan tali agar bisa ditimbang secara berkelompok (sekitar 3-5 ekor bersamaan) dan segera catat bobot hidupnya, karena harga jual ayam broiler akan dihitung per kg bobot badan waktu hidup. Habiskan ayam dalam satu sekatan, jangan gunakan sistem tangkap pilih untuk menangkap ayam saat memanen.

e. Sebelum melakukan penimbangan sebaiknya timbangan dikalibrasi terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kesalahan hitung yang bisa merugikan peternak. Setelah ditimbang, masukkan ayam ke dalam keranjang ayam dan hindari tindakan kasar untuk mengurangi resiko banyaknya ayam yang diafkir akibat sayap atau kakinya patah. Keranjang-keranjang berisi ayam tersebut kemudian dimasukkan dan ditata ke dalam truk pengangkutan.

f. Lakukan cek ulang terhadap kondisi ayam setelah penangkapan selesai. Juga, terhadap hasil data timbangan yang telah didapatkan agar tidak ada kesalahan hitung. Setelah semua data benar dan sesuai dengan surat jalan penangkapan, barulah kendaraan pengangkut ayam boleh diizinkan keluar meninggalkan lokasi kandang untuk menuju ke pengepul atau langsung dibawa ke tempat pemotongan ayam.

g. Waktu pengangkutan ayam sebaiknya dilakukan pada malam hari dengan tujuan menghindari cuaca panas saat siang hari, serta menghindari lalu lintas yang relatif lebih padat. Lamanya waktu antara ayam dimasukkan ke keranjang sampai dipotong, dan tingginya suhu udara di sekitar keranjang akan mempengaruhi banyaknya susut bobot badan dan kematian. Untuk itu, waktu pengangkutan ayam dan lamanya jarak tempuh juga perlu diperhitungkan. Perlu diingat susut pada saat transportasi berkisar 1-3%.

                                

                         CARA PENYEMBELIHAN YANG BAIK


Daging ayam adalah salah satu bahan pangan yang sudah dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas. Daging ayam berasal dari ayam hidup yang telah disembelih, dibului, dan dipotong-potong. Daging ayam juga merupakan bahan pangan yang mudah rusak, karena itu perlu ditangani dengan benar, seperti dicuci bersih, dikemas baik dan dimasukkan dalam pendingin, seandainya tidak langsung dimasak saat itu. Berikut adalah tahapan penyembelihan ayam dan penangananannya:

1. Persiapan Penyembelihan

Pemeriksaan sebelum pemotongan meliputi pemeriksaan kesehatan ayam dengan cara mengamati kondisi fisik, suara, tingkah laku, serta gejala klinis dari ayam. Hal ini untuk memastikan ayam yang akan dipotong, dagingnya layak dan aman untuk dikonsumsi.

2. Penyembelihan

Pemotongan bertujuan untuk mematikan sekaligus mengeluarkan darah dari dalam tubuh ayam. Penyembelihan halal berdasarkan pada prinsip bahwa ayam sembelihan sedikit mungkin menderita dan darah harus keluar semaksimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Penyembelihan ayam harus dilakukan oleh seorang muslim (beragama Islam), yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kemampuan dalam bidang penyembelihan ayam. 

b. Penyembelihan ayam harus menggunakan pisau yang tajam agar tidak menyiksa ayam yang akan disembelih.

c. Penyembelihan ayam disunatkan menghadap ke arah kiblat. Petugas berniat menyembelih dan menyebut nama Allah dengan membaca basmalah untuk setiap ekor ayam atau secara keseluruhan. Sebelum menyembelih disunatkan pula bertakbir sebanyak tiga kali.

d. Penyembelihan ayam dilakukan dengan memotong ketiga urat yang terletak di leher, meliputi saluran makanan (esophagus), saluran pernapasan (trakea) dan pembuluh darah yang tebal di kanan kiri (vena jugularis dan arteri carotis) sampai putus sehingga darahnya dapat mengucur keluar sampai habis.

e. Selama proses pemotongan, diupayakan ayam tetap terjaga kebersihannya sehingga hasil pemotongan bersih dan sehat serta tidak mencemari lingkungan.

3. Penuntasan Pengeluaran Darah

Jika penyembelihan dilakukan dengan sempurna, darah akan keluar semuanya setelah 1-2 menit penyembelihan. 

4. Pencabutan Bulu

Kegiatan ini diawali dengan mencelupkan tubuh ayam yang sudah disembelih ke dalam air panas bersuhu sekitar 55-60°C selama 90 detik. Untuk ayam tua, pencelupan dilakukan lebih lama.

Selanjutnya dilakukan pencabutan bulu dimulai dari bagian mana saja dengan arah sesuai dengan pertumbuhan bulu. Bila pencabutan bulu berlawanan arahnya, maka akan menghasilkan kulit karkas sobek dan dapat menurunkan kualitas karkas.

Bila bulu kasar masih sulit dicabut perlu dilakukan pencelupan ulang selama beberapa detik. Pencelupan tidak boleh terlalu lama dan suhu air tidak boleh terlalu panas, karena dapat mengakibatkan perubahan warna (diskolorisasi) dan daging menjadi lembek.

5. Dressing /Pengeluaran Jeroan

Untuk menghasilkan daging ayam berupa karkas, dilakukan pengeluaran isi perut dan pemotongan bagian-bagian tubuh ayam yang tidak diperlukan. Tahap ini meliputi pemotongan kepala, kaki, pengambilan jeroan dan pencucian. Pengambilan jeroan dilakukan dengan cara memasukkan tangan ke dalam ronggas perut dan menarik seluruh isi perut keluar. Pencucian bertujuan untuk membersihkan karkas ayam dari kotoran yang masih tertinggal di bagian dalam dan permukaan karkas.

6. Pengemasan/Packaging

Kemasan dapat dibuat untuk satu persatu ataupun seluruhnya dengan cara kolektif. Pilihan lain karkas dapat dikemas utuh ataupun secara potongan. Karkas potongan dikemas dibuat sesuai dengan berat dan ukuran yang banyak diperlukan konsumen rumah tangga. 

7. Pendinginan

Penanganan karkas dilanjutkan dengan pendinginan, untuk menurunkan suhu daging sehingga bakteri/mikroba yang ada tidak akan berkembang secara cepat dan mempengaruhi rasa serta penampakan daging. Caranya dapat dilakukan dengan menempatkan daging pada wadah berisi es atau menempatkan daging ke dalam ruangan pendingin.



CARA PEMBERSIHAN KANDANG SETELAH PANEN

 

Target keberhasilan dan desinfeksi kandang adalah untuk mengurangi dan meminimalkan jumlah bibit penyakit di dalam kandang dan sekitar kandang. Tahapan pembersihan kandang antara lain:

a. Sisa kotoran ayam, baik berupa feses, sekam, bulu, maupun debu hendaknya dikeluarkan dari kandang. Kemudian, semprotkan air bertekanan tinggi. Jika sisa kotoran tidak dihilangkan, siklus bibit penyakit akan terus berlangsung dan bibit penyakit selalu ada di dalam kandang

b. Menyemprotkan insektisida pada kandang yang banyak kutu atau serangga

c. Membersihkan lantai dengan cara menggosok dan mencuci lantai menggunakan deterjen. Kemudian semprot kembali kandang dengan air dan dikeringkan

d. Membersihkan rumput dan semak di sekitar kandang agar tidak menjadi sarang penyakit dan parit/selokan di samping kandang agar aliran air lancar

e. Pengapuran tanah di bawah kandang panggung dan seluruh bagian kandang untuk mengurangi kelembaban dan membunuh sisa-sisa mikroorganisme penyebab penyakit

f. Mencuci tempat ransum ayam (TRA) dan tempat minum ayam (TMA) dengan asam sitrat (1-3 g/1 liter air) untuk mengangkat lendir dan lumut yang menempel, lalu dibilas. Kemudian rendam dalam larutan desinfektan (Medisep) selama 30 menit dan keringkan

g. Membersihkan pipa, selang, dan torn air di masing-masing kandang dengan menggunakan larutan asam sitrat (3 g/1 liter air). Caranya, isi penuh torn air dengan larutan asam sitrat, buka ujung pipa/selang sampai larutan mengalir ke ujung, lalu tutup ujung pipa/selang tersebut dan diamkan selama 12 jam. Setelah itu bilas dengan air bersih bertekanan tinggi/lakukan flushing untuk membuang lumut/biofilm yang menempel pada pipa, selang maupun torn air. Setelah itu, torn air bisa didesinfeksi dengan Medisep atau Neo Antisep

h. Semua tirai kandang (tirai dinding, tirai dalam, tirai plafon, dan tirai alas/cover slat) dicuci dengan deterjen dan bilas. Setelah kering, pasang tirai dinding dan cover slat (untuk kandang panggung)

i. Semua peralatan kandang yang sudah bersih dimasukkan ke dalam kandang, kemudian desinfeksi keseluruhan kandang baik bagian dalam maupun luar dengan Formades atau Sporades. Untuk mengoptimalkan desinfeksi sebaiknya gunakan jetspray agar seluruh kandang terkena cairan desinfektan

Setelah kandang dibersihkan dan didesinfeksi secara keseluruhan, kandang perlu diistirahatkan selama beberapa waktu. Secara umum, masa istirahat kandang minimal 14 hari dihitung dari waktu kandang selesai dibersihkan. Bahkan saat terjadi kasus, misalnya serangan Gumboro maupun Marek, maka masa istirahat kandang perlu diperpanjang. Tujuannya agar bibit penyakit yang berada di kandang bisa dikurangi secara optimal atau untuk memutus siklus bibit penyakit.



                        DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada 28 Mei 2020 dari makassar.terkini.id/
Diakses pada 28 Mei 2020 dari halalmui.com
Diakses pada 28 Mei 2020 dari Temanc.rakarsa.com

Comments