π·ππππ
Proses pemanenan ayam dapat dilakukan kapan saja tanpa
harus memperhitungkan waktu (waktu fleksibel). Namun, disarankan ayam ditangkap
pada pagi hari, sore hari, atau malam hari agar ayam tidak terlalu stres.
Khususnya penangkapan ayam pada malam hari menggunakan nyala lampu yang redup
atau tidak terang.
Berikut tata cara pemanenan ayam potong atau ayam broiler
yang benar dan dianjurkan antara lain:
a. Suasana kandang ayam broiler dibuat senyaman mungkin
dengan cara mengantung tempat pakan dan minum sehingga tidak banyak pakan dan
air minum yang tumpah saat proses pemanenan terutama saat proses penyekatan
(penangkapan) ayam.
b. Buatlah penyekatan ayam secara bertahap sesuai dengan
ayam mana yang akan ditangkap terlebih dahulu. Tujuannya agar ayam lain yang
belum ditangkap tidak keburu lemas. Sekat bisa dibuat dengan ukuran 7 × 3 meter
atau sesuai dengan kendisi kandang. Hal yang penting saat membuat sekat hindari
penumpukan (overlapping) ayam di sudut kandang dan jangan terlalu padat agar
tidak menyebabkan ayam mati.
c. Cara menangkap ayam ketika panen pertama-tama pegang kaki
ayam secara perlahan-lahan, kemudian pegang bagian dadanya, dan tarik ayam ke
atas. Hindari menangkap ayam dengan kasar dengan memegang salah satu sayapnya
terlebih dahulu. Hal tersebut dapat menyebabkan memar, sayap patah, kaki patah,
hingga mati karena stres.
d. Saat panen, umumnya setiap pekerja kandang bisa memegang 3-5 ekor ayam sekaligus. Setelah ditangkap kedua kaki ayam diikat dengan tali agar bisa ditimbang secara berkelompok (sekitar 3-5 ekor bersamaan) dan segera catat bobot hidupnya, karena harga jual ayam broiler akan dihitung per kg bobot badan waktu hidup. Habiskan ayam dalam satu sekatan, jangan gunakan sistem tangkap pilih untuk menangkap ayam saat memanen.
e. Sebelum melakukan penimbangan sebaiknya timbangan
dikalibrasi terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kesalahan hitung yang
bisa merugikan peternak. Setelah ditimbang, masukkan ayam ke dalam keranjang
ayam dan hindari tindakan kasar untuk mengurangi resiko banyaknya ayam yang
diafkir akibat sayap atau kakinya patah. Keranjang-keranjang berisi ayam
tersebut kemudian dimasukkan dan ditata ke dalam truk pengangkutan.
f. Lakukan cek ulang terhadap kondisi ayam setelah
penangkapan selesai. Juga, terhadap hasil data timbangan yang telah didapatkan
agar tidak ada kesalahan hitung. Setelah semua data benar dan sesuai dengan
surat jalan penangkapan, barulah kendaraan pengangkut ayam boleh diizinkan
keluar meninggalkan lokasi kandang untuk menuju ke pengepul atau langsung
dibawa ke tempat pemotongan ayam.
g. Waktu pengangkutan ayam sebaiknya dilakukan pada malam
hari dengan tujuan menghindari cuaca panas saat siang hari, serta menghindari
lalu lintas yang relatif lebih padat. Lamanya waktu antara ayam dimasukkan ke
keranjang sampai dipotong, dan tingginya suhu udara di sekitar keranjang akan
mempengaruhi banyaknya susut bobot badan dan kematian. Untuk itu, waktu
pengangkutan ayam dan lamanya jarak tempuh juga perlu diperhitungkan. Perlu
diingat susut pada saat transportasi berkisar 1-3%.
CARA PENYEMBELIHAN YANG BAIK
Daging ayam adalah salah satu bahan pangan yang sudah
dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas. Daging ayam berasal dari ayam
hidup yang telah disembelih, dibului, dan dipotong-potong. Daging ayam juga
merupakan bahan pangan yang mudah rusak, karena itu perlu ditangani dengan
benar, seperti dicuci bersih, dikemas baik dan dimasukkan dalam pendingin,
seandainya tidak langsung dimasak saat itu. Berikut adalah tahapan
penyembelihan ayam dan penangananannya:
1. Persiapan Penyembelihan
Pemeriksaan sebelum pemotongan meliputi pemeriksaan
kesehatan ayam dengan cara mengamati kondisi fisik, suara, tingkah laku, serta
gejala klinis dari ayam. Hal ini untuk memastikan ayam yang akan dipotong,
dagingnya layak dan aman untuk dikonsumsi.
2. Penyembelihan
Pemotongan bertujuan untuk mematikan sekaligus mengeluarkan
darah dari dalam tubuh ayam. Penyembelihan halal berdasarkan pada prinsip bahwa
ayam sembelihan sedikit mungkin menderita dan darah harus keluar semaksimal
mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Penyembelihan ayam harus dilakukan oleh seorang muslim
(beragama Islam), yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kemampuan dalam
bidang penyembelihan ayam.
b. Penyembelihan ayam harus menggunakan pisau yang tajam
agar tidak menyiksa ayam yang akan disembelih.
c. Penyembelihan ayam disunatkan menghadap ke arah kiblat.
Petugas berniat menyembelih dan menyebut nama Allah dengan membaca basmalah
untuk setiap ekor ayam atau secara keseluruhan. Sebelum menyembelih disunatkan
pula bertakbir sebanyak tiga kali.
d. Penyembelihan ayam dilakukan dengan memotong ketiga urat
yang terletak di leher, meliputi saluran makanan (esophagus), saluran
pernapasan (trakea) dan pembuluh darah yang tebal di kanan kiri (vena jugularis
dan arteri carotis) sampai putus sehingga darahnya dapat mengucur keluar sampai
habis.
e. Selama proses pemotongan, diupayakan ayam tetap terjaga
kebersihannya sehingga hasil pemotongan bersih dan sehat serta tidak mencemari
lingkungan.
3. Penuntasan Pengeluaran Darah
Jika penyembelihan dilakukan dengan sempurna, darah akan
keluar semuanya setelah 1-2 menit penyembelihan.
4. Pencabutan Bulu
Kegiatan ini diawali dengan mencelupkan tubuh ayam yang
sudah disembelih ke dalam air panas bersuhu sekitar 55-60°C selama 90 detik.
Untuk ayam tua, pencelupan dilakukan lebih lama.
Selanjutnya dilakukan pencabutan bulu dimulai dari bagian
mana saja dengan arah sesuai dengan pertumbuhan bulu. Bila pencabutan bulu
berlawanan arahnya, maka akan menghasilkan kulit karkas sobek dan dapat
menurunkan kualitas karkas.
Bila bulu kasar masih sulit dicabut perlu dilakukan
pencelupan ulang selama beberapa detik. Pencelupan tidak boleh terlalu lama dan
suhu air tidak boleh terlalu panas, karena dapat mengakibatkan perubahan warna
(diskolorisasi) dan daging menjadi lembek.
5. Dressing /Pengeluaran Jeroan
Untuk menghasilkan daging ayam berupa karkas, dilakukan
pengeluaran isi perut dan pemotongan bagian-bagian tubuh ayam yang tidak
diperlukan. Tahap ini meliputi pemotongan kepala, kaki, pengambilan jeroan dan
pencucian. Pengambilan jeroan dilakukan dengan cara memasukkan tangan ke dalam
ronggas perut dan menarik seluruh isi perut keluar. Pencucian bertujuan untuk
membersihkan karkas ayam dari kotoran yang masih tertinggal di bagian dalam dan
permukaan karkas.
6. Pengemasan/Packaging
Kemasan dapat dibuat untuk satu persatu ataupun seluruhnya
dengan cara kolektif. Pilihan lain karkas dapat dikemas utuh ataupun secara
potongan. Karkas potongan dikemas dibuat sesuai dengan berat dan ukuran yang
banyak diperlukan konsumen rumah tangga.
7. Pendinginan
Penanganan karkas dilanjutkan dengan pendinginan, untuk
menurunkan suhu daging sehingga bakteri/mikroba yang ada tidak akan berkembang
secara cepat dan mempengaruhi rasa serta penampakan daging. Caranya dapat
dilakukan dengan menempatkan daging pada wadah berisi es atau menempatkan
daging ke dalam ruangan pendingin.
CARA PEMBERSIHAN KANDANG SETELAH PANEN
Target keberhasilan dan desinfeksi kandang adalah untuk
mengurangi dan meminimalkan jumlah bibit penyakit di dalam kandang dan sekitar
kandang. Tahapan pembersihan kandang antara lain:
a. Sisa kotoran ayam, baik berupa feses, sekam, bulu, maupun
debu hendaknya dikeluarkan dari kandang. Kemudian, semprotkan air bertekanan
tinggi. Jika sisa kotoran tidak dihilangkan, siklus bibit penyakit akan
terus berlangsung dan bibit penyakit selalu ada di dalam kandang
b. Menyemprotkan insektisida pada kandang yang banyak kutu
atau serangga
c. Membersihkan lantai dengan cara menggosok dan mencuci
lantai menggunakan deterjen. Kemudian semprot kembali kandang dengan air dan
dikeringkan
d. Membersihkan rumput dan semak di sekitar kandang agar
tidak menjadi sarang penyakit dan parit/selokan di samping kandang agar aliran
air lancar
e. Pengapuran tanah di bawah kandang panggung dan seluruh
bagian kandang untuk mengurangi kelembaban dan membunuh sisa-sisa
mikroorganisme penyebab penyakit
f. Mencuci tempat ransum ayam (TRA) dan tempat minum ayam
(TMA) dengan asam sitrat (1-3 g/1 liter air) untuk mengangkat lendir dan lumut
yang menempel, lalu dibilas. Kemudian rendam dalam larutan desinfektan
(Medisep) selama 30 menit dan keringkan
g. Membersihkan pipa, selang, dan torn air di masing-masing
kandang dengan menggunakan larutan asam sitrat (3 g/1 liter air). Caranya, isi
penuh torn air dengan larutan asam sitrat, buka ujung pipa/selang sampai
larutan mengalir ke ujung, lalu tutup ujung pipa/selang tersebut dan diamkan
selama 12 jam. Setelah itu bilas dengan air bersih bertekanan
tinggi/lakukan flushing untuk membuang lumut/biofilm yang menempel
pada pipa, selang maupun torn air. Setelah itu, torn air bisa didesinfeksi
dengan Medisep atau Neo Antisep
h. Semua tirai kandang (tirai dinding, tirai dalam, tirai
plafon, dan tirai alas/cover slat) dicuci dengan deterjen dan bilas. Setelah
kering, pasang tirai dinding dan cover slat (untuk kandang panggung)
i. Semua peralatan kandang yang sudah bersih dimasukkan ke
dalam kandang, kemudian desinfeksi keseluruhan kandang baik bagian dalam maupun
luar dengan Formades atau Sporades. Untuk mengoptimalkan
desinfeksi sebaiknya gunakan jetspray agar seluruh kandang terkena
cairan desinfektan
Setelah kandang dibersihkan dan didesinfeksi secara
keseluruhan, kandang perlu diistirahatkan selama beberapa waktu. Secara umum,
masa istirahat kandang minimal 14 hari dihitung dari waktu kandang selesai
dibersihkan. Bahkan saat terjadi kasus, misalnya serangan Gumboro maupun Marek,
maka masa istirahat kandang perlu diperpanjang. Tujuannya agar bibit penyakit
yang berada di kandang bisa dikurangi secara optimal atau untuk memutus siklus
bibit penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment