πͺππππ ππ
CHICK IN
APA ITU CHICK IN?
Chick In merupakan kegiatan memasukkan DOC (Day Old Chick) ke dalam kandang brooder. Kandang brooder harus dipersiapkan sebaik mungkin agar DOC dapat tumbuh dengan optimal. Masa awal pemeliharaan adalah masa yang paling kritis dan sangat memengaruhi keberhasilan pemeliharaan ayam broiler. DOC yang baru datang belum tumbuh bulu sempurna, daya tahan tubuh masih lemah, dan tingkat stress tinggi yang dapat meningkatkan angka kematian. Untuk itu pada masa awal ini DOC harus dibuat nyaman dan aman, serta diusahakan mampu beradaptasi dengan baik. Persiapan Chick In dilakukan setelah persiapan kandang selesai, meliputi pengaturan posisi lampu, pengaturan pemanas, pemberian alas brooder, dan pemilihan DOC.
Pengaturan Posisi Lampu
Pencahayaan sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam broiler pada masa brooding. Pencahayaan akan memengaruhi pertumbuhan DOC dan kematangan organ reproduksi. Pada masa awal pemeliharaan, paling umum digunakan untuk pencahayaan adalah lampu bohlam. Posisi dan jarak lampu harus diatur dengan baik agar DOC nyaman (tidak kepanasan dan tidak kedinginan).
Posisi lampu di kandang DOC disarankan dipasang di tengah agar kehangatan merata. Jarak ketinggian lampu dari lantai sekitar 20 cm. Jarak ketinggian lampu sebenarnya bisa disesuaikan, apabila DOC terlihat menggerombol berarti DOC masih kedinginan dan jarak lampu harus diturunkan. Begitu juga sebaliknya, apabila DOC terlihat terlalu berpencar berarti DOC kepanasan dan jarak lampu harus dinaikkan.
Pengaturan Pemanas
Pemanas merupakan faktor paling penting pada periode awal pemeliharaan ayam broiler. DOC membutuhkan kehangatan dari brooder karena masih belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Suhu lingkungan tidak boleh terlalu panas dan tidak boleh terlalu dingin.
Alat pemanas yang paling umum digunakan berupa gasolek. Alat pemanas dipasang di tengah dan dinyalakan satu hari sebelum Chick In. Tujuannya agar suhu lingkungan kandang sudah hangat dan merata. Pengaturan suhu harus disesuaikan dengan umur pemeliharaan dan kapasitas per kandang agar pertumbuhan DOC dapat optimal. Berikut pengaturan suhu lingkungan di dalam kandang:
2) Minggu kedua, suhu ideal kandang 29-31°C
3) Minggu ketiga, suhu ideal kandang 26’29°C dengan suhu
optimal 27°C
Alas brooder atau biasa disebut litter berfungi untuk membantu menghangatkan anak ayam karena litter dapat menyerap panas dari brooder. Bahan litter yang paling umum digunakan adalah sekam dan jerami. Peternak bisa mengganti dengan bahan lain asalkan memenuhi syarat. Syarat bahan litter yaitu ringan, daya serap air tinggi, cepat kering, mempunyai nilai konduksi panas yang rendah, mempunyai partikel yang sedang, dan mudah didapat.
Pada masa awal pemeliharaan, litter harus sudah disiapkan 3 hari sebelum Chick In. Sebelum digunakan, litter terlebih dahulu didisinfeksi untuk meminimalisir kontaminasi bakteri. Setelah sudah dibersihkan, litter ditebar secara merata ke seluruh kandang. Ketinggian atau ketebalan litter rata-rata sekitar 7 cm.
Dalam penggunaannya, litter harus selalu dalam keadaan kering. Jadi, peternak harus sering membolak-balik litter dan menambah dengan litter baru, karena litter yang basah mengakibatkan kadar amonia meningkat. Manajemen litter ini mungkin masalah sepele, tetapi jika litter tidak terjaga tetap kering akan sangat berpengaruh pada kondisi ayam.
Pemilihan
DOC
Pemilihan DOC yang baik berperan penting dalam keberhasilan ternak. Dalam pemilihan DOC harus diperhatikan dan diperiksa secara menyeluruh baik kuantitas maupun kualitasnya. Peternak harus memahami ciri-ciri DOC yang baik secara umum agar mendapatkan kualitas unggulan. Berikut adalah ciri-ciri DOC yang baik sesuai dengan SNI 01-4868.1-2005:
1) Bobot per ekor minimal 37 gram
2) Kondisi fisik sehat dan tidak terdapat cacat atau kelainan
3) Warna bulu seragam dan kering
4) Jaminan kematian DOC maksimal 2%
Pemilihan DOC yang baik tentunya harus dibarengi dengan pemeliharaan yang baik pula. Setelah DOC datang, pertama kali diberi air gula jawa untuk meningkatkan energi. Keesokanharinya, air minum ditambahkan vitamin atau suplemen, kemudian diberikan pakan yang dihaluskan (crumble)
DAFTAR PUSTAKA
Fadillah, R. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. PT. Agromedia Pustaka: Cianjur.Kartasudjana, R dan Edjeng, S. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya: JakartaRasyaf, M. 2008. Panduan Terhadap Ternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya: Jakarta.Suprijatna, E., Umiyati, A., Ruhyat, K. 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar swadaya: Jakarta.
Comments
Post a Comment